Laman

Minggu, 22 Januari 2012

Syibran Bi Syibrin Wa Dzira'an Bi Dzira'in

Kini bodoh
Entah itu karena penyesalan
Atau memang benar-benar telah bodoh
Terhempas terpias
Diujung alang-alang penantian
Namun pertentangan hati seakan ricuh
Bergejolak gelombang dusta
Kedhoifan satu-satunya alasan
Rentan aku dipinggir lalai
Menuqil percikan perkara angan
Tapi kesemuan tetap terpahat rapi
Orientasi hijrah karena hati bersekutu
Namun ikhlas adalah realisasi
Hanya karena Engkau tetap menopang
Aku berkarang tempuh terjal
Hanya karena Engkau Rabb Maha Menentukan
Aku bertarung berbekal tawakkal
Pagar-pagar itu pun kemudian terbuka
Langkahku masih saja gontai
Kanan dan kiri penuh kemahasucian-Mu
Depan belakangku butuh keridhoan-Mu
Spektrum hidup tersusun perdetiknya
Sungguh tak sanggup bila masuk dholalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar