Laman

Minggu, 02 Oktober 2011

CARE For The Nations



         Pada hari Sabtu, 25 September lalu ratusan remaja Indonesia berkumpul di GOR Venue yang masih berada didalam kawasan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan. Untuk apa? Tidak lain adalah untuk mengikuti sebuah seminar pengembangan karater diri remaja yang diadakan oleh Champion Teens yaitu sebuah lembaga yang khusus didirikan untuk menciptakan para teens Indonesia menjadi para interesting person. Acara yang bertajuk "CARE ( Care Always Reach Exellence ) For The Nations" ini diadakan mulai dari jam 08.00 pagi hingga berlanjut sampai esoknya hari minggu dan berakhir pada pukul 17.30.
         Adapun saya sendiri datang bersama 15 orang teman-teman saya dari Pondok Pesantren Miftahul 'Ulum Ad-diniyyah. Kami terdiri dari 8 orang putri yaitu, saya, Alda Choirunnisa, Maqbullah, Nurhumairoh, Fatimatuzzahrah, Siti Mawaddah, Ariny Rizka, dan Febriana Afra Hanifah. Adapun yang putra ada 7 orang yaitu Ramdhan Hidayat al-Zailani, Catur Septiyono Bachtiar, Nur Alim Amalkhan, Muhammad Ainun Najib, Zahrul Basim, Abdul Hadi, dan Syamsul Ma'arif. Tak lupa juga pembimbing kami al-Ustadz Wasdi al-Farizi yang selalu setia menemani kami selama disana.

              Adalah Ibu Sesilia Peranginangin yang menjadi co-founder of champions teens. "James Gwee is a founder of champions teens. Disini akan diajarkan agar bisa membangun karakter yang mandiri. Dan adanya seminar ini agar kita bisa menjadi orang yang sukses dan memiliki talenta serta jiwa yang kuat," tukasnya saat memberi sambutan pada awal acara. Untuk informasi lebih lengkapnya mengenai lembaga ini kita bisa membuka link ini, www.champion-teens.com
           Ada pula materi berjudul Commite, Achievement, Respect, and Entusishement yang disampaikan oleh Ibu Ani, seorang motivator terkenal. Semua kesejahteraan hidup itu datang pada orang yang mempunyai kemagnetan diri (hidup). Yang akan menarik diri menjadi hidup sejahtera itu pada dasarnya adalah bagaimana cara kita memperlakukan diri kita sendiri.
            Umpama pohon, akarlah yang dibutuhkan walaupun tidak terlihat (filosofi pohon). Fenomena semakin tingginya ilmu, maka kamu harus semakin kuat dalam dirimu. Dan adapun karakternya lebih kuat lagi dari sebelumnya. Akar yang pertama adalah respect (peduli) yaitu peduli pada setiap apa yang bisa dilihat, didengar, dan dirasakan. Akar yang kedua adalah love (sayang) yaitu tumbuhnya rasa kasih sayang dari dalam diri untuk sekelilingnya.
            Dalam hidup itu tidak ada yang instan. Arsitektur manusia itu ada tahapannya karena waktu lah yang menjadi teman manusia. Waktu itu tidak bisa kompromi, setiap manusia mendapatkan jatah yang sama dalam kadarnya. Mengapa hasilnya beda? Itu semua tidak lain karena bagaimana manusia itu memanfaatkannya.
            Jangan sampai karena terburu-buru mencapai target, kita sampai lupa dengan kesantunan dan kejujuran dalam proses mencapai target tersebut. Jangan sampai hanya karena ingin diterima di masyarakat atau pun lingkungan, lalu melakukan kemaksiatan tersembunyi yang sangat terhina sesungguhnya.
           Kita harus bisa mendobrak diri. Allah memang pada dasarnya menakdirkan kita menjadi juara sejati. Ada dua hal yang memang tidak bisa kita bantah lagi adanya. Dua hal itu adalah birth (kelahiran) dan death (kematian). Namun diantara birth dan death itu ada choice (pilihan). Pilihan hidup yang terkadang membingungkan kita untuk memilih jalan yang baik atau yang buruk. Semua ada di tangan kita sendiri. Dalam hidup banyak challenges, maka diri kita sendiri lah yang harus bisa melawannya sendiri.
          Keesokkan harinya adalah materi yang bertajuk "Open Mind Berwirausaha" oleh bussinessman terkenal, Bapak Iwan Hartawan. Kita bisa melihat profil lengkap beliau di www.speakerindonesia.com. Adapun yang beliau sampaikan antara lain, menjadi anak yang tangguh tidak harus selalu dengan prestasi yang tinggi dan rangking yang bagus. Carilah pengalaman dengan belajar marketing dengan cara berwirausaha bisa membuat kita terlihat hebat dan berbeda dengan orang lain.
           Jangan malu untuk berwirausaha. Karena dari situ kita bisa mendapat banyak pelajaran dan pengalaman. Yang menjadi kuncinya adalah kita harus yakin mencoba sesuatu itu. Menulis mimpi dan mengingat-ngingatnya bisa memotivasi kita untuk mencapai impian dalam mencapai target tersebut baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
          Bukanlah modal yang menyesuaikan usaha, tetapi usaha yang menyesuaikan modal. Kit harus kreatif dan memutar otak untuk menjual dagangan yang belum ada di pasaran. Dan tidak lupa kita lihat juga pasarnya, target akan dipasarkan kepada siapa, lokasi yang strategisnya, serta mayoritas pembelinya. Jika di awal-awal belum laku, berikan saja kepada orang-orang sekalian seperti promosi. Di awal kita boleh tidak mencari untung, yang penting mencari kostumer dulu. Hambatan untuk berjualan itu dimana-mana adalah partner yang akan direkrut dan menggajinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar